4 Alasan Mengapa Negara Ragu Membuat Aplikasi Ojol Plat Merah

Ilustrasi ojek online.(SHUTTERSTOCK/CREATIVA IMAGES)

Tahukah Anda bahwa pendapatan perusahaan ojek online terbesar di Indonesia mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya? Angka ini tentu sangat menggiurkan. Namun, mengapa pemerintah masih enggan untuk membuat aplikasi ojol sendiri? Mari kita cari tahu jawabannya.

Keuntungan Besar dari Bisnis yang Relatif Sederhana

1. Modal Kecil, Untung Besar

Salah satu keunggulan utama bisnis ojek online adalah model bisnisnya yang sangat efisien dari segi modal. Dibandingkan dengan perusahaan transportasi konvensional yang membutuhkan investasi besar untuk membeli armada kendaraan, membangun garasi, serta membayar gaji karyawan tetap, perusahaan ojek online hanya perlu mengembangkan sebuah aplikasi. Aplikasi ini menjadi jantung dari seluruh operasi mereka, menghubungkan penumpang dengan pengemudi secara real-time. Dengan demikian, biaya operasional awal yang dikeluarkan jauh lebih rendah. Selain itu, perusahaan ojek online juga tidak perlu memikirkan biaya perawatan kendaraan secara besar-besaran, karena tanggung jawab ini sepenuhnya berada pada pengemudi. Hal ini membuat bisnis ojek online menjadi sangat menarik bagi investor karena menawarkan potensi keuntungan yang besar dengan risiko yang relatif kecil.

2. Tenaga Kerja Gratis

Model bisnis ojek online juga sangat unik dalam hal pengelolaan tenaga kerja. Perusahaan tidak perlu merekrut dan melatih karyawan secara konvensional. Sebaliknya, pengemudi ojek online secara sukarela mendaftar dan menjadi mitra kerja. Mereka menyediakan motor, bahan bakar, dan tenaga kerja sendiri. Bahkan, banyak pengemudi yang rela membayar biaya pendaftaran untuk bisa bergabung dengan platform ojek online. Hal ini memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi perusahaan, karena mereka tidak terikat dengan kewajiban untuk memberikan gaji tetap, tunjangan, atau fasilitas lain kepada pengemudi.

3. Potongan Komisi yang Besar

Potongan komisi yang diambil oleh perusahaan ojek online dari setiap transaksi menjadi salah satu sumber pendapatan utama mereka. Meskipun besaran potongan komisi ini seringkali menjadi perdebatan antara perusahaan dan pengemudi, namun faktanya model bisnis ini terbukti sangat efektif. Perusahaan mampu mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari setiap perjalanan yang dilakukan, sementara para pengemudi, terhadap tekanan ekonomi yang ada, banyak yang "terpaksa" bergabung demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fleksibilitas waktu menjadi daya tarik tersendiri, namun demikian, besarnya potongan komisi seringkali membuat margin keuntungan pengemudi menjadi tipis.

Mengapa Negara Segan Membuat Aplikasi Ojol Sendiri?

Meski potensi keuntungannya sangat besar, pemerintah masih ragu-ragu untuk membuat aplikasi ojek online milik negara (plat merah). Alasannya adalah:

1. Birokrasi yang Rumit

Salah satu kendala utama dalam pengembangan aplikasi ojol plat merah adalah birokrasi pemerintahan yang kompleks. Proses pengambilan keputusan, persetujuan anggaran, hingga pengadaan barang dan jasa seringkali melibatkan banyak lapisan birokrasi. Hal ini menyebabkan proses pengembangan aplikasi menjadi lambat dan tidak lincah. Selain itu, peraturan-peraturan yang kaku dan prosedur yang berbelit-belit dapat menghambat inovasi dan adaptasi terhadap perubahan pasar yang cepat. Akibatnya, aplikasi ojol plat merah berpotensi tertinggal jauh di belakang aplikasi swasta yang lebih gesit dan responsif.

2. Kurangnya Kreativitas dan Inovasi

Lingkungan kerja di pemerintahan seringkali kurang mendorong kreativitas dan inovasi. Birokrat lebih terbiasa bekerja berdasarkan prosedur yang sudah ada daripada menciptakan solusi-solusi baru. Hal ini dapat menghambat pengembangan fitur-fitur menarik dan unik pada aplikasi ojol plat merah. Selain itu, kurangnya pemahaman terhadap perkembangan teknologi digital juga dapat menjadi kendala. Akibatnya, aplikasi ojol plat merah berpotensi memiliki tampilan yang kurang menarik dan fitur yang kurang lengkap dibandingkan dengan aplikasi swasta yang terus berinovasi.

3. Potensi Korupsi dan Kolusi

Kekhawatiran akan terjadinya korupsi dan kolusi adalah salah satu alasan utama mengapa pemerintah ragu untuk membuat aplikasi ojol plat merah. Proses pengadaan barang dan jasa, penentuan tarif, serta pemberian izin operasi memiliki potensi untuk disalahgunakan. Selain itu, adanya kepentingan politik dan bisnis yang saling terkait dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Akibatnya, kepentingan publik dapat terabaikan dan efisiensi serta efektivitas aplikasi ojol plat merah menjadi terganggu.

4. Pelajaran dari Kegagalan BUMN

Banyak BUMN di Indonesia yang mengalami kesulitan dalam bersaing dengan perusahaan swasta. Salah satu contohnya adalah PT Pos yang dulunya merupakan perusahaan jasa pengiriman terbesar di Indonesia namun kini kalah bersaing dengan perusahaan swasta seperti JNE dan Shopee Express. Kegagalan BUMN ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti birokrasi yang kaku, kurangnya inovasi, dan manajemen yang lemah. Hal ini menjadi pelajaran berharga bahwa pengelolaan perusahaan oleh pemerintah tidak selalu menjamin keberhasilan. Jika aplikasi ojol plat merah tidak dikelola dengan baik, maka nasibnya bisa serupa dengan BUMN lainnya.

Apakah Ojol Plat Merah Solusi yang Tepat?

Banyak pengemudi ojol berharap adanya aplikasi ojol plat merah yang bisa memberikan porsi lebih besar kepada mereka. Namun, berdasarkan pengalaman dengan BUMN, ada keraguan apakah pemerintah bisa mengelola bisnis ini dengan lebih baik daripada perusahaan swasta.

Komentar