Kategori
Edukasi

80 Contoh Soal Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja

Uji penguasaan PAI kelas 10 Bab 1 tentang Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja dengan 80 soal pilihan ganda dan kunci jawaban lengkap.

Berikut 80 contoh soal pilihan ganda BAB 1 Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja, PAI kelas 10 SMA/SMK lengkap dengan kunci jawabannya.

1. Salah satu fungsi utama Al-Qur’an yang disebutkan dalam Q.S. al-Maidah/5: 48 adalah sebagai:
A. Sumber hukum pelengkap bagi Taurat dan Injil.
B. Kitab yang hanya membatalkan syariat nabi-nabi sebelumnya.
C. Pembenar dan penjaga keaslian kitab-kitab suci terdahulu.
D. Pedoman eksklusif bagi umat Nabi Muhammad Saw. saja.
E. Penjelas detail mengenai kehidupan akhirat.
Kunci Jawaban: C

2. Menurut Asbabun Nuzul yang dijelaskan, Q.S. al-Maidah/5: 48 turun berkenaan dengan:
A. Perintah untuk membangun masjid pertama di Madinah.
B. Perselisihan internal antara kaum Muhajirin dan Anshar.
C. Pertanyaan ahli kitab yang meminta keputusan dari Rasulullah Saw.
D. Peristiwa penolakan sebagian kaum Quraisy terhadap kenabian Muhammad Saw.
E. Penjelasan tentang pentingnya shalat berjamaah.
Kunci Jawaban: C

3. Pernyataan “Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu” dalam Q.S. al-Maidah/5: 48 menunjukkan bahwa:
A. Perbedaan syariat antarumat adalah kehendak manusia.
B. Allah sengaja menciptakan keragaman untuk menguji ketaatan hamba-Nya.
C. Kesatuan umat Islam adalah tujuan akhir dari semua ajaran.
D. Setiap umat bebas menentukan syariatnya sendiri tanpa pedoman.
E. Karunia Allah hanya diberikan kepada satu umat pilihan.
Kunci Jawaban: B

4. Konsep “muhaimin” dalam konteks Al-Qur’an terhadap kitab-kitab terdahulu, seperti yang dijelaskan dalam tafsir, berarti Al-Qur’an berfungsi sebagai:
A. Pengganti dan pembatal seluruh ajaran sebelumnya.
B. Penambah ajaran yang tidak ada di kitab-kitab lain.
C. Saksi atas kebenaran kandungan dan tolok ukur keabsahan kitab-kitab tersebut.
D. Penjelas perbedaan antara ajaran Nabi Muhammad dengan nabi-nabi lain.
E. Penyimpan rahasia yang tidak boleh diungkapkan dari kitab-kitab terdahulu.
Kunci Jawaban: C

5. Perintah untuk “berlomba-lombalah berbuat kebajikan” (fastabiqul khairat) dalam Q.S. al-Maidah/5: 48 secara implisit menyiratkan bahwa:
A. Kebaikan hanya bisa dilakukan setelah semua perselisihan diakhiri.
B. Kompetisi dalam kebaikan adalah cara untuk menunjukkan siapa yang paling benar.
C. Waktu hidup di dunia ini terbatas dan kesempatan beramal baik perlu dimanfaatkan segera.
D. Seseorang hanya perlu berbuat baik jika ada orang lain yang melihatnya.
E. Kebaikan akan mendapatkan balasan hanya jika dilakukan secara kolektif.
Kunci Jawaban: C

6. Ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 menegaskan bahwa setelah turunnya Al-Qur’an, umat Islam diperintahkan untuk:
A. Mengikuti semua syariat nabi-nabi terdahulu.
B. Memutuskan perkara berdasarkan Al-Qur’an dan tidak bertentangan dengannya.
C. Hanya berpegang pada tradisi dan kebiasaan yang berlaku.
D. Menunda keputusan sampai ada kesepakatan seluruh umat.
E. Mencari petunjuk dari ahli kitab dalam setiap permasalahan.
Kunci Jawaban: B

7. Menurut tafsir, salah satu pesan mulia Q.S. al-Maidah/5: 48 adalah bahwa Allah Swt. telah menjadikan syariat Nabi Muhammad Saw. sebagai:
A. Tambahan dari syariat nabi-nabi sebelumnya.
B. Pilihan alternatif bagi umat yang ingin beribadah.
C. Penyempurna dan pembatal syariat sebelumnya.
D. Syariat yang hanya berlaku untuk bangsa Arab.
E. Syariat yang bersifat sementara dan akan diganti.
Kunci Jawaban: C

8. Konsep “syariat” dan “manhaj” dalam ayat ini dijelaskan sebagai:
A. Aturan yang sama untuk semua umat dan jalan yang berbeda.
B. Aturan dan jalan terang yang menuntun menuju kebahagiaan abadi bagi tiap umat.
C. Hanya aturan yang wajib dipatuhi dan jalan yang tidak memiliki batasan.
D. Pedoman yang hanya diberikan kepada orang-orang pilihan.
E. Hukum yang berlaku di dunia dan jalan yang berlaku di akhirat.
Kunci Jawaban: B

9. Mengapa dalam Q.S. al-Maidah/5: 48 diperintahkan untuk tidak mengikuti keinginan ahli kitab dan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepada Nabi Muhammad Saw.?
A. Karena keinginan ahli kitab selalu bertentangan dengan ajaran Islam.
B. Untuk menunjukkan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar.
C. Agar Nabi Saw. tidak terpengaruh oleh hal-hal di luar wahyu Allah.
D. Karena setiap umat memiliki syariatnya masing-masing yang tidak boleh dicampuradukkan.
E. Supaya umat Islam tidak menjadi bingung dalam menjalankan agamanya.
Kunci Jawaban: C

10. Implikasi dari fakta bahwa “tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya Q.S. al-Maidah/5: 48” namun tetap ada riwayat Ibnu Abbas, adalah:
A. Ayat ini merupakan respons terhadap peristiwa umum yang sering terjadi di masa Nabi.
B. Ayat ini memiliki hikmah universal yang tidak terbatas pada satu kejadian.
C. Riwayat Ibnu Abbas hanya menjelaskan konteks aplikasi ayat, bukan sebab turunnya.
D. Asbabun Nuzul untuk surat Madaniyah seringkali tidak spesifik.
E. Ayat ini turun sebagai penegasan terhadap prinsip-prinsip Islam yang fundamental.
Kunci Jawaban: C

11. Hadis riwayat Muslim yang menyertai materi ini menekankan pentingnya “bersegera dalam melakukan amal-amal shalih” karena:
A. Amal shalih dapat menghindarkan dari musibah dunia.
B. Akan datang zaman penuh fitnah yang mengubah iman seseorang dalam waktu singkat.
C. Setiap orang harus menunjukkan amal shalihnya kepada orang lain.
D. Kesempatan beramal shalih hanya diberikan kepada orang-orang tertentu.
E. Dengan amal shalih, seseorang dapat membeli keuntungan dunia.
Kunci Jawaban: B

12. Menurut Q.S. al-Maidah/5: 48, pada akhirnya semua manusia akan kembali kepada Allah Swt., dan kemudian:
A. Akan ditanyakan tentang harta yang mereka kumpulkan.
B. Diberitahukan tentang apa yang dahulu mereka perselisihkan.
C. Diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri.
D. Akan diberi tahu hasil dari kompetisi kebaikan mereka.
E. Diminta untuk menjelaskan pilihan hidup yang diambil.
Kunci Jawaban: B

13. Perintah “berlomba-lomba dalam kebaikan” dalam Q.S. al-Baqarah/2: 148 juga menekankan bahwa:
A. Kebaikan hanya relevan dalam konteks persatuan umat.
B. Lokasi geografis menentukan kualitas kebaikan seseorang.
C. Allah akan mengumpulkan semua manusia di mana pun mereka berada untuk memberi balasan.
D. Hanya ada satu kiblat yang benar bagi semua umat.
E. Kompetisi kebaikan harus dilakukan secara terbuka dan dapat dilihat orang lain.
Kunci Jawaban: C

14. Bagaimana Q.S. al-Maidah/5: 48 dan Q.S. al-Baqarah/2: 148 saling melengkapi dalam pesannya mengenai “fastabiqul khairat”?
A. Al-Maidah menekankan tujuan akhir, sementara Al-Baqarah menekankan cara melakukannya.
B. Keduanya memberikan perintah yang sama persis tanpa perbedaan konteks.
C. Al-Maidah menjelaskan latar belakang historis, sementara Al-Baqarah menjelaskan aplikasinya.
D. Al-Maidah berbicara tentang perselisihan, sedangkan Al-Baqarah berbicara tentang kesatuan.
E. Keduanya sama-sama memerintahkan kompetisi kebaikan, dengan Al-Baqarah menambahkan penegasan akan pengumpulan manusia di akhirat.
Kunci Jawaban: E

15. Menurut Tafsir al-Misbah, Al-Qur’an disebut “haq” dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang mengantarnya turun (Jibril a.s.). Ini menunjukkan bahwa:
A. Kebenaran Al-Qur’an hanya bersifat konseptual.
B. Proses penurunan Al-Qur’an terjamin kesahihannya.
C. Kebenaran Al-Qur’an bersifat subjektif bagi setiap individu.
D. Jibril a.s. memiliki peran yang lebih tinggi dari Nabi Muhammad Saw.
E. Hanya sebagian dari kandungan Al-Qur’an yang benar secara mutlak.
Kunci Jawaban: B

16. Mengapa umat Islam dianjurkan untuk bersegera dalam berbuat kebaikan, seperti yang disiratkan dalam hadis riwayat Muslim?
A. Agar dapat menunjukkan keunggulan dibandingkan umat lain.
B. Karena waktu hidup di dunia sangat panjang dan penuh kesempatan.
C. Untuk menghindari kondisi di mana iman seseorang bisa berubah dengan cepat akibat fitnah dunia.
D. Karena pahala kebaikan akan berlipat ganda jika dilakukan lebih awal.
E. Agar dapat mengumpulkan kekayaan dunia sebanyak-banyaknya.
Kunci Jawaban: C

17. Pernyataan dalam Q.S. al-Maidah/5: 3 bahwa “agama Islam telah sempurna, nikmat yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada kaum muslimin sudah sempurna, dan Allah Swt. telah meridai Islam sebagai jalan kehidupan semua manusia” menyiratkan bahwa:
A. Tidak ada lagi kebutuhan untuk mencari petunjuk dari sumber lain selain Al-Qur’an.
B. Islam hanya cocok untuk sebagian kecil umat manusia.
C. Kesempurnaan Islam berarti tidak ada ruang untuk interpretasi baru.
D. Nikmat Allah hanya diberikan kepada kaum muslimin.
E. Agama Islam akan terus berkembang dan berubah seiring zaman.
Kunci Jawaban: A

18. Jika Allah Swt. menghendaki, niscaya umat Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan umat Nabi Muhammad Saw. akan dijadikan satu umat saja. Fakta bahwa ini tidak terjadi menunjukkan:
A. Allah tidak mampu menyatukan semua umat.
B. Ada tujuan ilahi di balik keragaman syariat dan umat.
C. Syariat yang berbeda adalah bukti ketidaksempurnaan agama.
D. Manusia sendirilah yang menyebabkan perpecahan.
E. Kesatuan umat tidak penting dalam pandangan Allah.
Kunci Jawaban: B

19. Apa yang dimaksud dengan “hal yang diperselisihkan” yang akan diberitahukan Allah Swt. kepada manusia di hari kembali, menurut tafsir dalam materi ini?
A. Perbedaan pendapat tentang ritual ibadah.
B. Perselisihan mengenai kepemimpinan di dunia.
C. Kehidupan akhirat, yang tidak dipercayai oleh orang kafir.
D. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang berbeda.
E. Perkara duniawi yang menjadi sumber konflik.
Kunci Jawaban: C

20. “Berlomba dalam kebaikan merupakan suatu ajakan kepada orang lain dengan dimulai dari diri sendiri untuk selalu menempuh jalan yang diridai oleh Allah Swt.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa:
A. Kompetisi kebaikan harus bersifat individualistis.
B. Memulai kebaikan dari diri sendiri adalah langkah awal yang krusial.
C. Ajakan kebaikan hanya berlaku jika dilakukan secara massal.
D. Jalan yang diridai Allah hanya dapat ditemukan melalui persaingan.
E. Kebaikan hanya sah jika dilakukan setelah mengajak orang lain.
Kunci Jawaban: B

21. Strategi “M6” yang diajukan untuk berkompetisi dalam kebaikan dimulai dengan:
A. Mempelajari ilmu yang terkait.
B. Mengamati, meniru, dan memodifikasi.
C. Mengawali dengan basmalah.
D. Membiasakan bekerja sama.
E. Melakukan dengan penuh semangat.
Kunci Jawaban: C

22. Mengapa mengawali amal kebaikan dengan basmalah dan doa kepada Allah Swt. dianggap penting dalam “M6”?
A. Untuk memastikan amal tersebut disaksikan oleh banyak orang.
B. Karena doa merupakan satu-satunya cara untuk meraih kesuksesan.
C. Sebagai kekuatan spiritual yang mendorong usaha maksimal dan mendatangkan pahala.
D. Agar pekerjaan cepat selesai tanpa perlu usaha keras.
E. Sebagai syarat utama agar amal diterima di dunia.
Kunci Jawaban: C

23. Pernyataan “Ilmu tanpa amal, ibarat pohon tak berbuah. Demikian pula beramal tanpa ilmu akan mengakibatkan amal tersebut tertolak” menjelaskan pentingnya poin “M6” yang mana?
A. Melakukan dengan penuh semangat.
B. Menjaga konsistensi.
C. Mempelajari ilmu yang terkait.
D. Membiasakan bekerja sama.
E. Mengamati, meniru, dan memodifikasi.
Kunci Jawaban: C

24. Manfaat utama dari membiasakan diri beramal secara bersama-sama dalam konteks “M6” adalah:
A. Agar pekerjaan tidak terlalu banyak ditanggung sendiri.
B. Mempercepat selesainya pekerjaan dan memperkuat silaturahmi.
C. Menghindari amaliyah yang sifatnya pribadi.
D. Mendapatkan pujian dari masyarakat luas.
E. Menunjukkan siapa yang paling dominan dalam suatu proyek.
Kunci Jawaban: B

25. Sikap optimis dan semangat dalam melakukan amal kebaikan, sebagaimana dijelaskan dalam “M6”, akan menghasilkan:
A. Rasa senang dan bahagia karena telah berhasil menyelesaikan amal kebaikan.
B. Penurunan motivasi jika hasilnya tidak sesuai harapan.
C. Keinginan untuk menunda pekerjaan hingga semangat kembali.
D. Fokus hanya pada hasil akhir tanpa memperhatikan proses.
E. Perasaan cemas jika tidak dapat bersaing dengan orang lain.
Kunci Jawaban: A

26. “Mengamati, meniru, dan memodifikasi” amal kebaikan yang telah dilakukan orang lain bertujuan untuk:
A. Mengulang kembali kesalahan yang pernah terjadi.
B. Memudahkan dan memotivasi untuk beramal saleh serta meningkatkan kualitas.
C. Menunjukkan bahwa amal kita lebih baik dari orang lain.
D. Mencari celah untuk memperbaiki kekurangan orang lain.
E. Mengurangi inovasi dalam berbuat kebaikan.
Kunci Jawaban: B

27. Apa yang dimaksud dengan “kesuksesan tertinggi” dalam konteks manfaat dari perilaku kompetisi dalam kebaikan?
A. Mendapatkan pengakuan dan popularitas di masyarakat.
B. Mampu mengungguli semua kompetitor.
C. Memperoleh rida dan pahala dari Allah Swt.
D. Mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya.
E. Menyelesaikan semua pekerjaan tanpa hambatan.
Kunci Jawaban: C

28. “Menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggungjawab” merupakan manfaat dari kompetisi dalam kebaikan karena:
A. Disiplin membantu menghindari kritik dari orang lain.
B. Disiplin dan tanggung jawab adalah modal utama meraih kesuksesan.
C. Dengan disiplin, kita tidak perlu memikirkan kompetitor.
D. Tanggung jawab penting agar pekerjaan tidak terbengkalai oleh orang lain.
E. Ini hanya berlaku untuk jenis kompetisi tertentu.
Kunci Jawaban: B

29. Manfaat “mempercepat penyelesaian pekerjaan” dari kompetisi dalam kebaikan didorong oleh:
A. Keinginan untuk menunda pekerjaan lain.
B. Motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya dan adanya kompetitor.
C. Keterpaksaan agar tidak tertinggal dari orang lain.
D. Keinginan untuk mendapatkan pujian atas kecepatan kerja.
E. Faktor eksternal yang tidak terkait dengan motivasi internal.
Kunci Jawaban: B

30. Ketika seseorang “termotivasi untuk menjadi lebih baik” dalam kompetisi kebaikan, meskipun tidak menjadi pemenang, apa yang patut diapresiasi?
A. Keberanian untuk menghadapi kegagalan.
B. Kemampuan terbaik yang telah ditunjukkan.
C. Kekuatan untuk mengabaikan hasil akhir.
D. Kecerdikan dalam memilih kompetitor.
E. Keberhasilannya dalam menghindari persaingan.
Kunci Jawaban: B

31. “Menjaga konsistensi (istiqamah) amal kebaikan” dalam “M6” akan berdampak pada:
A. Menurunnya kualitas amal seiring waktu.
B. Peningkatan kualitas amal dan pengalaman baru untuk perbaikan.
C. Timbulnya rasa bosan dalam melakukan kebaikan.
D. Berkurangnya pahala karena rutinitas.
E. Ketergantungan pada orang lain untuk motivasi.
Kunci Jawaban: B

32. Manusia yang “bermanfaat” dalam konteks kompetisi kebaikan adalah manusia yang:
A. Mampu mengumpulkan kekayaan pribadi yang melimpah.
B. Terus-menerus mencari keuntungan pribadi dari setiap amal.
C. Mampu menebar manfaat dan kemaslahatan sebesar-besarnya kepada masyarakat.
D. Berhasil mengalahkan semua lawan dalam setiap kompetisi.
E. Hanya berfokus pada kesejahteraan dirinya sendiri.
Kunci Jawaban: C

33. Mengapa “ilmu” dan “amal” disebut sebagai satu kesatuan dalam materi ini?
A. Karena ilmu hanya bisa didapat melalui amal yang banyak.
B. Agar amal yang dilakukan tidak tertolak dan berkualitas.
C. Ilmu adalah teori dan amal adalah praktik tanpa hubungan sebab-akibat.
D. Keduanya merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan kesuksesan duniawi.
E. Karena amal tanpa ilmu akan selalu menghasilkan kesuksesan.
Kunci Jawaban: B

34. Jika seseorang menunda suatu pekerjaan, dampak yang mungkin terjadi menurut materi ini adalah:
A. Pekerjaan lain akan terselesaikan dengan sendirinya.
B. Pekerjaan yang lain ikut terbengkalai.
C. Tidak akan ada pengaruh signifikan terhadap pekerjaan lain.
D. Akan ada lebih banyak waktu untuk merencanakan pekerjaan berikutnya.
E. Kompetitor akan menunggu hingga pekerjaan selesai.
Kunci Jawaban: B

35. Konsep “M6” secara keseluruhan merupakan panduan untuk:
A. Menjadi seorang pemimpin yang efektif di masyarakat.
B. Membangun kekayaan pribadi melalui usaha keras.
C. Menerapkan perilaku kompetisi dalam kebaikan untuk meraih kesuksesan.
D. Menghafal seluruh isi Al-Qur’an dan hadis.
E. Mengembangkan kemampuan bersaing di pasar global.
Kunci Jawaban: C

36. Yang bukan merupakan bagian dari “M6” adalah:
A. Mengawali dengan basmalah.
B. Melakukan dengan penuh semangat.
C. Menjaga konsistensi.
D. Menunggu hasil dari orang lain.
E. Mempelajari ilmu yang terkait.
Kunci Jawaban: D

37. Kualitas dari amal kebaikan akan semakin meningkat apabila dilakukan dengan:
A. Kecepatan tinggi tanpa perencanaan.
B. Membandingkan diri secara ekstrem dengan orang lain.
C. Konsisten (istiqamah).
D. Menunda-nunda pekerjaan.
E. Mengandalkan bantuan orang lain sepenuhnya.
Kunci Jawaban: C

38. Mengapa “Membiasakan bekerja sama” dalam “M6” dianggap penting selain manfaatnya yang dirasakan masyarakat luas?
A. Karena ini adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan pekerjaan besar.
B. Untuk memperkuat tali silaturahmi dan memperkokoh persatuan bangsa.
C. Agar pekerjaan pribadi bisa dialihkan kepada orang lain.
D. Supaya tidak ada persaingan antarindividu.
E. Karena Allah hanya memberikan pahala kepada amal yang dilakukan bersama.
Kunci Jawaban: B

39. Konsep “Mengamati, meniru, dan memodifikasi” menyiratkan bahwa:
A. Kreativitas tidak diperlukan dalam beramal saleh.
B. Meniru adalah langkah terakhir dalam beramal.
C. Inovasi dan peningkatan sangat dianjurkan setelah meniru contoh.
D. Kita harus selalu mengulang apa yang telah dilakukan orang lain tanpa perubahan.
E. Hanya orang yang memiliki ide orisinal yang bisa beramal saleh.
Kunci Jawaban: C

40. Dari semua manfaat yang disebutkan, jika seseorang hanya fokus pada “mempercepat penyelesaian pekerjaan” tanpa memedulikan manfaat lainnya, apa yang mungkin terlewatkan?
A. Adanya kompetitor yang memicu kinerja.
B. Motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya.
C. Rida dan pahala dari Allah Swt. sebagai kesuksesan tertinggi.
D. Peningkatan kinerja karena ada kompetitor.
E. Disiplin dan tanggung jawab dalam bekerja.
Kunci Jawaban: C

41. Ayat Q.S. at-Taubah/9: 105 secara langsung memerintahkan manusia untuk:
A. Berdoa dan menyerahkan segala urusan kepada Allah.
B. Bekerja, karena pekerjaan mereka akan disaksikan oleh Allah, Rasul, dan mukmin.
C. Berdiam diri dan menunggu rezeki datang dari langit.
D. Hanya melakukan ibadah ritual tanpa bekerja keras.
E. Mengutamakan kehidupan akhirat sepenuhnya tanpa memikirkan dunia.
Kunci Jawaban: B

42. Menurut Asbabun Nuzul yang terkait, Q.S. at-Taubah/9: 105 turun sebagai lanjutan dari ayat-ayat sebelumnya yang membahas tentang:
A. Kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan.
B. Pentingnya menuntut ilmu agama.
C. Anjuran bertaubat, membayar zakat, dan bersedekah.
D. Strategi perang dalam menghadapi musuh.
E. Kisah nabi-nabi terdahulu.
Kunci Jawaban: C

43. Pesan utama dari “Allah Swt. akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin” dalam Q.S. at-Taubah/9: 105 adalah:
A. Manusia harus bekerja untuk mendapatkan pujian dari sesama.
B. Setiap amal perbuatan, baik yang terlihat maupun tersembunyi, memiliki pengawas.
C. Allah hanya melihat pekerjaan yang dilakukan secara terang-terangan.
D. Rasulullah Saw. akan menilai amal manusia di dunia ini.
E. Amal baik hanya dicatat jika disaksikan oleh banyak orang beriman.
Kunci Jawaban: B

44. Menurut tafsir al-Misbah, pada Hari Kiamat, Allah Swt. akan “membuka tabir penutup yang menutupi mata mereka” sehingga manusia:
A. Dapat melihat semua peristiwa masa lalu secara jelas.
B. Mengetahui dan melihat secara langsung hakikat amal mereka sendiri.
C. Diberi kesempatan kedua untuk beramal saleh.
D. Hanya akan melihat amal baiknya saja.
E. Melihat azab bagi orang lain, bukan dirinya sendiri.
Kunci Jawaban: B

45. Mengapa seorang muslim harus memperbanyak amal saleh ketika hidup di dunia, berdasarkan pesan Q.S. at-Taubah/9: 105?
A. Agar dapat menunjukkan keunggulannya dibandingkan orang lain.
B. Karena setiap amal akan dibalas di akhirat, baik pahala maupun siksa.
C. Supaya mendapatkan harta yang banyak di dunia.
D. Untuk menghindari pekerjaan yang tidak menyenangkan.
E. Sebagai syarat untuk hidup nyaman di dunia.
Kunci Jawaban: B

46. Pernyataan “Janganlah merasa amalnya sudah cukup banyak untuk bekal hidup di akhirat” dalam pesan Q.S. at-Taubah/9: 105 bertujuan untuk:
A. Mendorong sifat kompetitif yang tidak sehat.
B. Menghambat munculnya keinginan untuk beramal saleh lagi.
C. Menumbuhkan inisiatif untuk terus beramal saleh dan menjadi contoh.
D. Menekankan bahwa amal tidak memiliki batas jumlah.
E. Mengurangi pahala bagi orang yang merasa cukup.
Kunci Jawaban: C

47. Dalam Q.S. at-Taubah/9: 105, kata “kerja” dalam bahasa Arab seringkali dihubungkan dengan “amal saleh,” yang berarti:
A. Pekerjaan yang hanya menguntungkan pelakunya.
B. Pekerjaan yang membawa kebaikan bagi pelakunya maupun orang lain.
C. Pekerjaan yang bersifat rahasia dan tidak boleh diketahui orang lain.
D. Pekerjaan yang hanya berfokus pada perbaikan spiritual.
E. Pekerjaan yang dilakukan hanya untuk kepentingan duniawi.
Kunci Jawaban: B

48. Apa yang ditegaskan oleh hadis riwayat Bukhari tentang seseorang yang memikul seikat kayu bakar dan menjualnya?
A. Bahwa meminta-minta adalah cara yang paling mulia untuk mencari nafkah.
B. Bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup lebih dicintai Allah daripada meminta-minta.
C. Hanya orang yang kuat fisiknya yang pantas bekerja keras.
D. Hasil kerja keras akan selalu lebih besar daripada yang didapat dari meminta.
E. Mengandalkan bantuan orang lain adalah bentuk tawakal yang benar.
Kunci Jawaban: B

49. Q.S. al-Jumu’ah/62:10 memerintahkan manusia untuk “bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”. Ayat ini mengindikasikan bahwa:
A. Mencari rezeki harus dilakukan tanpa mengingat Allah.
B. Keseimbangan antara bekerja dan beribadah sangat penting.
C. Karunia Allah hanya didapat melalui doa tanpa usaha.
D. Setelah salat, manusia harus berdiam diri.
E. Keberuntungan hanya didapat dari keberuntungan semata.
Kunci Jawaban: B

50. Hadis tentang Nabi Daud a.s. yang makan dari hasil usahanya sendiri, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari, menunjukkan:
A. Nabi Daud adalah seorang pedagang ulung.
B. Pentingnya mandiri dalam mencari nafkah dan menghargai hasil jerih payah sendiri.
C. Bahwa hanya nabi yang boleh makan dari hasil tangannya sendiri.
D. Makanan yang terbaik adalah yang diperoleh tanpa usaha.
E. Pekerjaan tangan lebih utama daripada pekerjaan pikiran.
Kunci Jawaban: B

51. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja keras atau memiliki etos kerja tinggi karena:
A. Itu adalah cara satu-satunya untuk menunjukkan keimanan.
B. Masalah ‘kerja’ sangat penting bagi kehidupan manusia.
C. Agar dapat hidup mewah dan bergelimang harta.
D. Untuk mengalahkan umat lain dalam persaingan ekonomi.
E. Karena bekerja dapat menghapus semua dosa.
Kunci Jawaban: B

52. Arti dari “kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” dalam Q.S. at-Taubah/9: 105 adalah:
A. Manusia akan diadili berdasarkan niatnya saja.
B. Semua perbuatan, baik yang tersembunyi maupun terang-terangan, akan diperhitungkan di akhirat.
C. Allah hanya mengetahui perbuatan yang terlihat.
D. Manusia akan dikembalikan ke dunia untuk memperbaiki amal mereka.
E. Hanya perbuatan baik yang akan diberitakan oleh Allah.
Kunci Jawaban: B

53. Pesan “Allah Swt. memerintahkan untuk beramal saleh hingga manfaatnya bisa dirasakan oleh diri sendiri maupun masyarakat luas” menekankan aspek:
A. Individualisme dalam beramal.
B. Kualitas amal yang harus lebih tinggi dari kuantitas.
C. Dampak sosial dan keikhlasan dalam beramal.
D. Kewajiban beramal hanya untuk diri sendiri.
E. Pentingnya popularitas dalam beramal.
Kunci Jawaban: C

54. Mengapa “amal saleh” didefinisikan sebagai pekerjaan yang membawa kebaikan, baik bagi pelakunya maupun orang lain, meliputi perbaikan ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, sosial, spiritual, dan sebagainya?
A. Karena amal saleh hanya terbatas pada aspek spiritual.
B. Untuk menunjukkan bahwa amal saleh memiliki dimensi yang sangat luas dan holistik.
C. Agar manusia hanya fokus pada perbaikan ekonomi saja.
D. Karena kebaikan hanya dapat diukur dari aspek materi.
E. Untuk membedakan amal saleh dari pekerjaan biasa.
Kunci Jawaban: B

55. Hubungan antara Q.S. at-Taubah/9: 102-104 dan ayat 105, seperti yang dijelaskan dalam Asbabun Nuzul, adalah:
A. Ayat 105 merupakan penegasan ulang dari ayat 102-104.
B. Ayat 102-104 menjelaskan tentang kerja, sedangkan ayat 105 tentang taubat.
C. Ayat 105 memerintahkan aktivitas nyata setelah anjuran taubat dan sedekah pada ayat sebelumnya.
D. Ayat 102-104 hanya berlaku untuk kasus Abu Lubabah, sedangkan 105 untuk umum.
E. Tidak ada hubungan langsung antara ayat-ayat tersebut.
Kunci Jawaban: C

56. Jika seorang muslim merasa amalnya sudah cukup banyak, hal ini akan:
A. Mendorongnya untuk terus berbuat kebaikan.
B. Menghambat munculnya keinginan untuk beramal saleh lagi.
C. Mempercepat balasan dari Allah.
D. Membuatnya menjadi teladan bagi orang lain.
E. Memberikan keuntungan spiritual yang signifikan.
Kunci Jawaban: B

57. Konsep “pahala berlipat akan diberikan oleh Allah Swt. kepada orang yang memberi contoh tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh” mendorong umat Islam untuk:
A. Bersikap individualis dalam beramal.
B. Menunggu orang lain memberi contoh terlebih dahulu.
C. Menumbuhkan inisiatif untuk menjadi pelopor amal saleh.
D. Beramal hanya jika ada kesempatan untuk mencontoh orang lain.
E. Mengklaim pahala dari amal yang dilakukan orang lain.
Kunci Jawaban: C

58. Mengapa seorang mukmin dianjurkan untuk tidak larut dengan gemerlap kehidupan duniawi hingga melalaikan akhirat yang kekal abadi?
A. Karena kehidupan duniawi tidak memiliki nilai sama sekali.
B. Agar dapat fokus sepenuhnya pada pencarian kekayaan dunia.
C. Untuk mengingatkan bahwa tujuan akhir manusia adalah kehidupan setelah mati.
D. Supaya tidak ada persaingan dalam hal duniawi.
E. Karena akhirat hanya milik sebagian orang terpilih.
Kunci Jawaban: C

59. “Mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka” adalah inti dari dorongan Q.S. at-Taubah/9: 105 menurut tafsir al-Misbah. Hal ini disebabkan karena:
A. Setiap amal harus dilaporkan kepada Rasulullah Saw.
B. Manusia tidak dapat menyembunyikan hakikat amal baik atau buruknya.
C. Hanya amal yang diawasi yang akan mendapatkan pahala.
D. Pengawasan diri akan mempercepat proses hisab di akhirat.
E. Agar manusia tidak melakukan kesalahan dalam pekerjaan mereka.
Kunci Jawaban: B

60. Penyebutan kata ‘bekerja’ sebanyak 412 kali dalam Al-Qur’an menunjukkan:
A. Betapa sulitnya mencari pekerjaan yang halal.
B. Pentingnya masalah ‘kerja’ bagi kehidupan manusia.
C. Bahwa Al-Qur’an adalah kitab tentang ekonomi.
D. Allah Swt. hanya menyukai orang yang sibuk bekerja.
E. Bahwa ibadah ritual lebih sedikit ditekankan daripada bekerja.
Kunci Jawaban: B

61. Sejak usia berapa Rasulullah Saw. sudah mencontohkan praktik kerja keras dengan berniaga hingga ke negeri Syam?
A. 7 tahun
B. 10 tahun
C. 12 tahun
D. 15 tahun
E. 18 tahun
Kunci Jawaban: C

62. Kisah Abu Umamah yang termangu di masjid karena hutang dan putus asa, kemudian dinasihati Nabi Saw., menunjukkan pentingnya:
A. Mengunjungi masjid saat tidak shalat.
B. Menjauhi perasaan ragu, putus asa, malas, dan pengecut.
C. Meminta bantuan dari orang lain secara langsung.
D. Berdiam diri sampai masalah selesai dengan sendirinya.
E. Menunda pekerjaan hingga semangat datang sendiri.
Kunci Jawaban: B

63. Salah satu tujuan bekerja dalam Islam adalah “menolak kemungkaran”. Hal ini berarti bekerja dapat:
A. Menghasilkan kekayaan sebanyak-banyaknya.
B. Menghalau sifat malas dan menghindari dampak negatif pengangguran.
C. Mempercepat datangnya azab bagi orang yang malas.
D. Memastikan tidak ada bisikan hawa nafsu sama sekali.
E. Membuat seseorang selalu disibukkan tanpa istirahat.
Kunci Jawaban: B

64. Bagaimana bekerja dalam Islam dapat menjadi “wujud pengabdian kepada Allah Swt.”?
A. Dengan bekerja tanpa henti dan melalaikan ibadah ritual.
B. Jika pekerjaan dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah Swt. untuk memenuhi kebutuhan hidup.
C. Ketika seseorang hanya bekerja untuk orang lain.
D. Saat seseorang bekerja tanpa mempedulikan hasilnya.
E. Jika pekerjaan tersebut menghasilkan keuntungan materi yang besar.
Kunci Jawaban: B

65. Membuat skala prioritas dari semua pekerjaan yang mendesak untuk segera diselesaikan bertujuan untuk:
A. Menumpuk lebih banyak pekerjaan dalam waktu singkat.
B. Menghambat terselesaikannya sebuah pekerjaan akibat pikiran berat.
C. Meringankan beban pikiran dan fokus pada penyelesaian.
D. Menunjukkan kepada orang lain betapa sibuknya kita.
E. Menghindari pekerjaan yang kurang menyenangkan.
Kunci Jawaban: C

66. Selain pengetahuan dan semangat, apa faktor penting lain yang menunjang peningkatan etos kerja?
A. Ketergantungan pada orang lain.
B. Keterampilan (skill) yang relevan.
C. Sifat penakut dan kikir.
D. Tidak adanya tekanan dari luar.
E. Menghindari segala bentuk hambatan.
Kunci Jawaban: B

67. Saling memberi motivasi kepada rekan kerja sangat penting untuk:
A. Mengurangi rasa malas yang menghambat kemajuan.
B. Menciptakan persaingan tidak sehat antar rekan kerja.
C. Menyalahkan orang lain jika terjadi kegagalan.
D. Hanya berfokus pada kesuksesan individu.
E. Menunda pekerjaan sampai motivasi datang dari luar.
Kunci Jawaban: A

68. “Menciptakan suasana kerja yang nyaman dengan saling menjaga perasaan rekan kerja” dapat dilakukan dengan:
A. Tidak peduli terhadap pendapat orang lain.
B. Sering menyalahkan orang lain agar lebih mawas diri.
C. Lebih banyak mawas diri dan membiasakan menyapa dengan senyuman.
D. Menghindari interaksi dengan rekan kerja.
E. Hanya berfokus pada penyelesaian tugas individu.
Kunci Jawaban: C

69. Manfaat dari etos kerja “terbiasa menghargai hasil yang sudah diraih” akan mampu:
A. Menurunkan motivasi untuk menghasilkan karya baru.
B. Memotivasi agar bisa menghasilkan karya lebih baik lagi.
C. Membuat seseorang cepat puas dengan hasil yang ada.
D. Menjadi sombong dan meremehkan hasil orang lain.
E. Hanya berfokus pada kuantitas pekerjaan.
Kunci Jawaban: B

70. Jika seseorang hanya bermalas-malasan dan berpangku tangan, ia dapat:
A. Meningkatkan martabat dirinya sendiri.
B. Meraih rida Allah Swt. dengan mudah.
C. Dijaga martabat dirinya oleh orang lain.
D. Dianggap tidak berguna dan diremehkan orang lain.
E. Menghindari berbagai masalah kehidupan.
Kunci Jawaban: D

71. “Melatih sifat tabah, sabar, dan tawakal” merupakan manfaat dari etos kerja karena:
A. Setiap pekerjaan pasti tidak akan menghadapi hambatan.
B. Sifat-sifat tersebut muncul secara otomatis tanpa usaha.
C. Pekerjaan yang sungguh-sungguh akan menghadapi hambatan, sehingga melatih sifat-sifat ini.
D. Kesuksesan hanya datang dari keberuntungan semata.
E. Kegagalan berarti usaha yang sia-sia.
Kunci Jawaban: C

72. Tujuan bekerja dalam Islam yang berkaitan dengan “amal sosial” adalah:
A. Untuk menumpuk kekayaan pribadi sebanyak mungkin.
B. Agar tenaga dan hasil pekerjaan dapat digunakan untuk bersedekah.
C. Menghindari interaksi dengan masyarakat luas.
D. Membuat seseorang terbebas dari tanggung jawab sosial.
E. Mendapatkan pujian dari masyarakat atas kebaikan.
Kunci Jawaban: B

73. Peran teknologi canggih dalam proses pekerjaan di era revolusi industri 4.0 adalah:
A. Menggantikan sepenuhnya peran sumber daya manusia.
B. Menghambat keberhasilan sebuah pekerjaan.
C. Menunjang keberhasilan sebuah pekerjaan, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
D. Hanya relevan untuk penemuan vaksin Covid-19.
E. Menyebabkan pengangguran massal di seluruh dunia.
Kunci Jawaban: C

74. Kisah Abu Umamah menunjukkan bahwa Rasulullah Saw. memberikan nasihat tentang:
A. Pentingnya menabung dan investasi.
B. Cara mendapatkan kekayaan dengan cepat.
C. Menghindari sifat-sifat negatif yang menghambat etos kerja.
D. Kewajiban untuk selalu berada di masjid.
E. Mengandalkan takdir tanpa usaha.
Kunci Jawaban: C

75. “Kegagalan adalah sukses yang tertunda” merupakan pemahaman dari etos kerja yang dilandasi oleh keyakinan bahwa:
A. Semua kegagalan pasti akan berubah menjadi kesuksesan.
B. Allah Swt. selalu menghendaki kebaikan pada hamba-Nya yang bertakwa.
C. Kegagalan tidak memerlukan usaha lanjutan.
D. Kesuksesan hanya ditentukan oleh takdir, bukan usaha.
E. Tidak ada gunanya berusaha jika akan menemui kegagalan.
Kunci Jawaban: B

76. Yang bukan merupakan cara meningkatkan etos kerja yang disebutkan dalam materi adalah:
A. Membuat skala prioritas.
B. Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan keterampilan.
C. Saling memberi motivasi kepada rekan kerja.
D. Menjauhi segala bentuk teknologi.
E. Menciptakan suasana kerja yang nyaman.
Kunci Jawaban: D

77. Kewajiban seorang suami sebagai kepala keluarga untuk memberikan nafkah lahir dan batin, mendorongnya untuk:
A. Berpindah-pindah pekerjaan tanpa tujuan.
B. Mengandalkan bantuan finansial dari keluarga besar.
C. Rajin bekerja keras demi kehidupan yang layak.
D. Hanya berfokus pada kebutuhan batin keluarga.
E. Menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada istri.
Kunci Jawaban: C

78. Mengapa “pikiran yang terlalu berat” dapat menghambat terselesaikannya sebuah pekerjaan?
A. Karena akan membuat seseorang terlalu fokus pada detail.
B. Menyebabkan hilangnya motivasi dan energi.
C. Mempercepat proses pengambilan keputusan.
D. Mengurangi kebutuhan untuk membuat skala prioritas.
E. Membuat pekerjaan terasa lebih ringan.
Kunci Jawaban: B

79. Karakter “selalu berkompetisi dalam kebaikan agar mendapatkan rida dari Allah Swt.” adalah penerapan dari materi ini. Ini berarti:
A. Bersaing dengan orang lain untuk menunjukkan siapa yang terbaik.
B. Berlomba dalam melakukan amal saleh dengan tujuan mencari keridaan Allah.
C. Menghindari persaingan agar tidak menimbulkan permusuhan.
D. Berkompetisi hanya dalam hal duniawi.
E. Menunggu orang lain memulai kebaikan terlebih dahulu.
Kunci Jawaban: B

80. “Mencari ide-ide baru yang inovatif agar menjadi juara lomba karya ilmiah” merupakan contoh penerapan karakter yang relevan dengan poin:
A. Membuat skala prioritas.
B. Menjaga martabat diri sendiri.
C. Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang pekerjaan.
D. Memberi nafkah keluarga.
E. Melatih sifat tabah, sabar, dan tawakal.
Kunci Jawaban: C

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *