Kategori
Edukasi

Bagaimana Anda selama ini menjadi guru? Apakah anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya?

Meskipun pada awalnya saya lebih berfokus pada metode konvensional, seiring berjalannya waktu saya menyadari pentingnya experiential learning dan kini telah memahami serta menerapkannya dengan menjadi fasilitator yang merancang pengalaman belajar bermakna, alih-alih hanya sekadar mentransfer materi.

Bagaimana Anda selama ini menjadi guru? Apakah anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya?

Jawaban:

Pada awal perjalanan saya sebagai seorang guru, fokus utama saya adalah memastikan seluruh materi ajar dapat tersampaikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan.

Saya mempersiapkan materi dengan saksama, menjelaskan konsep di depan kelas, dan memberikan latihan soal untuk mengukur pemahaman mereka.

Metode yang saya gunakan saat itu lebih banyak berpusat pada saya sebagai sumber informasi.

Saya percaya bahwa tugas terpenting saya adalah mentransfer pengetahuan yang saya miliki ke dalam benak siswa.

Tolok ukur keberhasilan saya saat itu adalah ketika siswa mampu menjawab pertanyaan dalam ujian dengan benar dan mendapatkan nilai yang baik.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang kurang dalam pendekatan tersebut.

Saya sering melihat beberapa siswa tampak pasif, kurang bersemangat, atau kesulitan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Pemahaman mereka terkadang terasa hanya sebatas hafalan jangka pendek untuk ujian.

Momen inilah yang mendorong saya untuk mencari pendekatan pembelajaran yang lebih bermakna.

Melalui berbagai pelatihan dan diskusi, termasuk dalam program PPG ini, saya mulai mendalami konsep experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman.

Saya memahami bahwa belajar yang sesungguhnya terjadi ketika siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga secara aktif terlibat dalam proses, mengalami langsung, merefleksikan, dan membangun pemahaman mereka sendiri.

Setelah memahami esensi dari experiential learning, saya secara sadar mulai mengubah strategi mengajar saya.

Saya tidak lagi menempatkan diri sebagai satu-satunya pusat pembelajaran, melainkan sebagai fasilitator yang merancang pengalaman belajar bagi siswa.

Misalnya, dalam pelajaran IPA mengenai ekosistem, saya tidak hanya menjelaskan rantai makanan melalui gambar di buku.

Saya mengajak siswa ke halaman sekolah untuk mengamati secara langsung interaksi antara makhluk hidup yang mereka temukan, seperti semut yang mengerubungi gula, cacing di tanah, atau kupu-kupu yang hinggap di bunga.

Pengalaman konkret ini menjadi fondasi bagi mereka untuk membangun konsep.

Penerapan selanjutnya melibatkan tahap refleksi yang terstruktur. Setelah melakukan pengamatan di luar kelas, saya meminta siswa untuk menulis atau menggambarkan apa yang mereka lihat dan rasakan dalam jurnal belajar (tahap observasi reflektif).

Kemudian, di dalam kelas, kami berdiskusi bersama untuk menghubungkan temuan-temuan mereka dengan konsep ilmiah formal seperti produsen, konsumen, dan dekomposer (tahap konseptualisasi abstrak).

Sebagai langkah akhir, saya memberikan tantangan kepada mereka untuk merancang sebuah diorama ekosistem mini berdasarkan pengamatan mereka atau membuat poster kampanye tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan sekitar sekolah (tahap eksperimentasi aktif).

Perubahan pendekatan ini memberikan dampak yang sangat positif di dalam kelas. Saya melihat siswa menjadi jauh lebih antusias dan terlibat aktif.

Mereka tidak lagi takut untuk bertanya atau mengemukakan pendapat karena pembelajaran berangkat dari pengalaman mereka sendiri.

Kemampuan mereka untuk mengingat dan memahami konsep pun meningkat secara signifikan karena pengetahuan itu melekat pada sebuah pengalaman nyata yang mereka alami.

Meskipun penerapan experiential learning menuntut persiapan yang lebih matang dan pengelolaan kelas yang lebih dinamis, saya merasa bahwa hasil yang didapatkan sangat sepadan.

Perjalanan saya sebagai guru kini terasa lebih hidup, dan saya berkomitmen untuk terus mengeksplorasi berbagai cara agar setiap siswa dapat belajar melalui pengalaman yang bermakna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *