Kategori
Edukasi

Bapak dan Ibu guru, apakah Anda merasa telah menjadi teladan yang baik bagi peserta didik anda?Bapak dan Ibu guru, apakah Anda merasa telah menjadi teladan yang baik bagi peserta didik anda?Jawaban:

Daripada menjawab “ya” atau “tidak” secara mutlak, saya senantiasa berjuang dan berkomitmen untuk menjadi teladan yang baik bagi peserta didik, dengan menyadari bahwa keteladanan adalah sebuah proses berkelanjutan yang berpusat pada konsistensi antara perkataan dan tindakan.

Menjawab pertanyaan ini mendorong saya untuk melakukan perenungan yang mendalam. Saya memandang status sebagai teladan bukanlah sebuah gelar yang telah saya raih, melainkan sebuah proses berkelanjutan yang saya jalani setiap hari.

Setiap kali saya melangkah masuk ke dalam kelas atau berinteraksi dengan peserta didik, saya sadar bahwa setiap perkataan, tindakan, dan bahkan cara saya bersikap, menjadi contoh yang mereka serap secara sadar maupun tidak sadar.

Oleh karena itu, saya selalu berusaha menjadi versi terbaik dari diri saya, meskipun saya mengakui bahwa saya jauh dari sempurna.

Bagi saya, menjadi teladan yang baik berpusat pada konsistensi antara apa yang saya ajarkan dengan apa yang saya lakukan.

Saya berusaha menunjukkan integritas dalam berbagai tindakan sederhana.

Ketika saya meminta peserta didik untuk disiplin mengumpulkan tugas tepat waktu, saya pun harus disiplin dalam memeriksa dan mengembalikan hasil pekerjaan mereka.

Saat saya menasihati mereka untuk selalu berkata jujur, saya harus berani mengakui jika saya melakukan kekeliruan di hadapan mereka, misalnya salah dalam memberikan informasi atau keliru dalam menilai.

Perilaku nyata inilah yang saya yakini memiliki dampak yang lebih kuat daripada sekadar untaian nasihat.

Peran sebagai teladan bagi saya juga meliputi cara saya mengelola emosi dan membangun hubungan.

Saya berupaya untuk tidak hanya menjadi sosok pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi seorang pendengar yang sedia memberikan perhatian.

Saya mencoba memahami latar belakang dan kesulitan yang mungkin mereka hadapi.

Dengan menunjukkan rasa empati, kesabaran saat menghadapi tingkah laku mereka yang beragam, serta memberikan apresiasi tulus atas usaha sekecil apa pun, saya berharap mereka belajar bagaimana cara menghargai dan memperlakukan sesama manusia dengan welas asih.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa saya memiliki banyak kekurangan. Ada kalanya rasa lelah membuat saya kurang bersemangat, atau ada momen ketika kesabaran saya diuji hingga batasnya.

Dalam situasi seperti itu, saya mengambil waktu untuk berefleksi diri.

Saya melihat momen-momen tersebut sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepada peserta didik bahwa berbuat salah adalah bagian dari proses menjadi manusia.

Yang terpenting adalah bagaimana saya merespons kesalahan tersebut, mengakuinya, dan berusaha untuk memperbaikinya.

Sikap ini saya harap dapat mengajarkan mereka tentang pentingnya kerendahan hati dan kemauan untuk terus bertumbuh.

Oleh karena itu, pertanyaan apakah saya telah menjadi teladan yang baik tidak bisa saya jawab dengan “ya” secara mutlak.

Jawaban saya adalah, saya senantiasa berjuang dan berkomitmen untuk menjadi teladan yang baik bagi mereka.

Tanggung jawab ini adalah sebuah amanah besar yang saya emban dengan kesungguhan.

Setiap angkatan baru dan setiap peserta didik yang saya temui menjadi pengingat bagi saya untuk terus memperbaiki diri, dengan harapan besar dapat meninggalkan jejak positif yang akan mereka kenang dan bawa dalam perjalanan hidup mereka kelak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *