Langkah-langkah apa yang sudah dilakukan Bapak/Ibu untuk dapat menghasilkan instrumen asesmen hasil belajar sesuai dengan rumusan capaian pembelajaran?. Bagaimana hasilnya?
Apakah berdasarkan hasil asesmen tersebut Bapak/Ibu dapat membuat keputusan berkaitan dengan penguasaan siswa terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan?
Gunakan contoh untuk memperjelas jawaban Bapak/Ibu!
Jawaban:
Untuk dapat menghasilkan instrumen asesmen hasil belajar yang selaras dengan rumusan capaian pembelajaran (CP), saya menempuh beberapa langkah sistematis.
Langkah pertama yang saya lakukan adalah menganalisis secara mendalam setiap elemen dalam rumusan Capaian Pembelajaran pada fase yang saya ajar.
Saya membedah CP tersebut untuk mengidentifikasi kompetensi (kemampuan) apa saja yang harus dikuasai siswa serta lingkup materi atau konten yang menjadi konteksnya.
Proses analisis ini penting agar saya memahami secara utuh apa target akhir dari sebuah fase pembelajaran, tidak hanya dari segi pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap yang diharapkan.
Setelah membedah Capaian Pembelajaran, langkah berikutnya adalah merumuskannya menjadi beberapa Tujuan Pembelajaran (TP) yang lebih spesifik dan terukur.
TP ini berfungsi sebagai jembatan antara CP yang sifatnya luas dengan proses asesmen yang sifatnya lebih konkret.
Setiap TP saya susun dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, sehingga menjadi panduan yang jelas dalam menentukan bentuk asesmen yang paling tepat.
Dengan memiliki rangkaian TP yang terstruktur, saya dapat memastikan bahwa setiap aspek dari CP akan terwakili dalam asesmen yang akan saya kembangkan.
Langkah ketiga adalah merancang dan mengembangkan instrumen asesmen itu sendiri.
Pemilihan bentuk instrumen saya sesuaikan dengan karakteristik Tujuan Pembelajaran yang ingin diukur.
Sebagai contoh, untuk TP yang mengukur pemahaman konsep, saya mungkin menggunakan tes tulis berbentuk esai singkat atau pilihan ganda.
Sementara itu, untuk TP yang menuntut keterampilan proses atau unjuk kerja, saya akan mengembangkan asesmen kinerja (performance assessment) yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.
Rubrik ini saya susun dengan kriteria-kriteria yang jelas dan bergradasi untuk mengukur tingkat penguasaan keterampilan siswa secara objektif.
Sebagai contoh konkret, mari kita ambil satu elemen Capaian Pembelajaran (CP) pada mata pelajaran IPA Fase D (SMP): “Peserta didik dapat melakukan pengukuran terhadap besaran-besaran fisis, serta menyajikan data hasil pengukuran secara sistematis.”
Dari CP ini, saya menurunkan beberapa Tujuan Pembelajaran (TP), di antaranya:
Siswa mampu mengidentifikasi besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya dalam sistem internasional.
Siswa mampu menggunakan alat ukur panjang (mistar), massa (neraca), dan waktu (stopwatch) dengan teknik yang benar.
Siswa mampu menyajikan data hasil pengukuran ke dalam bentuk tabel.
Berdasarkan TP tersebut, saya mengembangkan dua jenis instrumen asesmen. Untuk TP 1, saya membuat asesmen formatif berupa kuis singkat dengan soal isian.
Untuk TP 2 dan TP 3, saya merancang sebuah asesmen unjuk kerja.
Dalam asesmen ini, setiap siswa diminta untuk mengukur panjang, massa, dan mencatat waktu dari sebuah benda (misalnya, balok kayu yang bergerak di bidang miring), kemudian mencatatkan hasilnya dalam format tabel yang sudah disediakan.
Penilaiannya menggunakan lembar observasi dan rubrik yang menilai ketepatan penggunaan alat ukur dan kelengkapan penyajian data.
Hasil dari pelaksanaan asesmen tersebut memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai penguasaan siswa.
Dari kuis singkat (TP 1), saya menemukan bahwa sekitar 85% siswa sudah dapat membedakan besaran pokok dan turunan dengan benar.
Namun, pada asesmen unjuk kerja (TP 2 dan TP 3), hasilnya lebih bervariasi.
Sekitar 60% siswa sudah terampil menggunakan alat ukur dan menyajikan data dengan benar.
Sisa 40% siswa masih menghadapi kendala, terutama dalam hal membaca skala pada neraca secara akurat dan konsistensi dalam mencatat data pada tabel.
Berdasarkan hasil asesmen tersebut, saya dapat membuat keputusan yang relevan dengan kebutuhan belajar siswa.
Bagi 85% siswa yang telah menguasai konsep (TP 1), mereka dapat melanjutkan ke materi pengayaan.
Bagi kelompok 60% yang sudah terampil, saya memberikan tantangan lanjutan berupa analisis data dari tabel yang mereka buat.
Keputusan paling penting adalah untuk 40% siswa yang belum terampil.
Saya merencanakan program remedial yang berfokus pada praktik langsung penggunaan neraca secara berkelompok kecil.
Jadi, asesmen tidak hanya menjadi alat untuk menilai, tetapi menjadi dasar yang kuat untuk merencanakan intervensi pembelajaran selanjutnya agar seluruh siswa dapat mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.