Saat berefleksi, Bu Sinta menyadari adanya pemikiran menghakimi diri atas perilaku yang ia tunjukkan kepada peserta didiknya. Apa yang sebaiknya Bu Sinta lakukan?
A Menghentikan kegiatan refleksi dan melanjutkannya di kesempatan lain
B Terus melakukan proses refleksi sampai pemikiran menghakimi hilang
C Meneruskan pemikiran menghakimi agar tidak diulangi kembali
D Menghentikan kegiatan refleksi dan tidak melakukan refleksi lanjutan
Jawaban:
Jawaban yang paling tepat adalah B. Terus melakukan proses refleksi sampai pemikiran menghakimi hilang.
Pemikiran yang menghakimi diri sendiri saat melakukan refleksi merupakan sebuah hal yang wajar dan seringkali muncul, terutama ketika berhadapan dengan situasi yang tidak ideal.
Alih-alih menghentikan prosesnya, langkah yang paling bijaksana adalah menghadapi dan mengelola pemikiran tersebut.
Menghentikan refleksi justru akan menghilangkan kesempatan untuk belajar dan bertumbuh dari pengalaman yang telah terjadi.
Proses refleksi yang sejati memang terkadang terasa tidak nyaman, namun justru di situlah letak potensinya untuk membawa perbaikan.
Langkah yang sebaiknya Bu Sinta lakukan adalah menyadari kehadiran pemikiran yang menghakimi itu, kemudian menerimanya tanpa langsung membenarkannya.
Saya dapat mencoba bertanya pada diri sendiri, “Mengapa pemikiran ini muncul? Perilaku spesifik apa yang memicunya? Apa yang saya rasakan saat itu?”
Dengan menggeser fokus dari menghakimi diri (“Saya adalah guru yang gagal”) menjadi mengamati perilaku secara objektif (“Saya telah meninggikan suara kepada peserta didik, dan saya merasa tindakan itu kurang tepat”), Bu Sinta dapat memisahkan antara identitas dirinya dengan perilakunya.
Proses ini memungkinkan lahirnya pemahaman yang lebih dalam, bukan rasa malu yang melumpuhkan.
Tindakan melanjutkan refleksi hingga pemikiran menghakimi mereda dan berubah menjadi niat untuk perbaikan adalah kunci dari pertumbuhan profesional.
Pilihan lain seperti menghentikan refleksi (A dan D) sama dengan menghindari masalah dan menutup pintu untuk perbaikan.
Sementara itu, meneruskan pemikiran menghakimi (C) justru sangat kontraproduktif.
Terjebak dalam lingkaran penghakiman diri akan menguras energi, menurunkan kepercayaan diri, dan pada akhirnya dapat menghalangi kemampuan untuk menemukan solusi yang konstruktif.
Tujuan refleksi bukanlah untuk menghukum diri sendiri, melainkan untuk memahami, belajar, dan merencanakan langkah yang lebih baik di masa depan dengan penuh kesadaran dan welas asih pada diri sendiri.