Sebagai seorang Guru harus belajar sepanjang hayat. Dalam mendukung pemahaman anda mengenai pembelajaran sosial emosional, anda dapat belajar dari berbagai pihak, termasuk dosen tamu, tokoh pendidikan, dan lain sebagainya. Apakah ada yang perlu anda perdalam atau ketahui lebih lanjut mengenai topik ini?
Jawaban:
Tentu, sebagai seorang guru yang berkomitmen pada pembelajaran sepanjang hayat, saya senantiasa memiliki area yang ingin saya perdalam lebih lanjut, terutama mengenai topik pembelajaran sosial emosional (PSE).
Pemaparan dari berbagai ahli memang membuka wawasan, namun untuk aplikasi yang efektif di lapangan, ada beberapa hal spesifik yang perlu saya ketahui lebih mendalam.
Pertama, saya ingin memperdalam strategi praktis untuk mengintegrasikan PSE secara eksplisit dan implisit ke dalam setiap mata pelajaran.
Saya memahami kelima kompetensi inti PSE, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Namun, saya perlu belajar lebih detail bagaimana cara menenun kompetensi tersebut ke dalam pembelajaran matematika, sains, atau sejarah, bukan hanya menjadikannya sebagai sesi terpisah.
Saya ingin mengetahui contoh-contoh konkret aktivitas atau pertanyaan pemantik yang relevan dengan materi ajar, sehingga siswa dapat melatih emosinya sambil memahami konsep akademis.
Selanjutnya, saya perlu mengetahui lebih lanjut mengenai metode asesmen atau penilaian perkembangan sosial emosional siswa yang otentik dan tidak menghakimi.
Mengukur empati atau kemampuan manajemen diri tentu berbeda dengan mengukur kemampuan mengerjakan soal matematika.
Saya ingin mempelajari instrumen-instrumen yang valid dan reliabel, seperti rubrik observasi, jurnal refleksi diri siswa, atau portofolio yang dapat menunjukkan pertumbuhan mereka secara kualitatif.
Pengetahuan ini akan membantu saya memberikan umpan balik yang membangun kepada siswa dan orang tua mengenai perkembangan karakter mereka.
Saya juga merasa perlu mendalami adaptasi Pembelajaran Sosial Emosional dalam konteks budaya Indonesia yang beragam.
Banyak kerangka kerja PSE berasal dari konteks Barat. Saya ingin belajar dari para ahli atau praktisi pendidikan di Indonesia tentang bagaimana menerjemahkan konsep-konsep PSE agar selaras dengan nilai-nilai luhur Pancasila, kearifan lokal, dan semangat gotong royong.
Bagaimana cara mengajarkan kesadaran sosial yang tidak hanya berfokus pada individu, tetapi juga pada keharmonisan komunal yang menjadi ciri khas bangsa kita.
Terakhir, saya ingin lebih memahami pengembangan kompetensi sosial emosional pada diri saya sendiri sebagai seorang pendidik.
Guru adalah model utama bagi siswa. Oleh karena itu, saya perlu membekali diri dengan strategi untuk mengelola stres, mengenali pemicu emosi saat berinteraksi dengan siswa yang menantang, dan membangun relasi yang sehat dengan rekan kerja serta orang tua.
Saya percaya bahwa efektivitas pengajaran PSE sangat bergantung pada sejauh mana guru itu sendiri telah mempraktikkan dan menghayati kompetensi tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.