Baru-baru ini, Gojek meluncurkan program baru di Kota Medan yang cukup menarik perhatian, yaitu Slot GoRide.
Program ini dibuka dalam dua sesi khusus: sesi Pagi dari jam 06.00 hingga 09.00 WIB, dan sesi Sore yang berlangsung dari jam 16.00 hingga 22.00 WIB.
Menurut informasi yang saya peroleh dari sesama driver gojek yang saya temui di komplek Multatuli Medan, kuota yang disediakan per sesi terbatas, yakni sekitar 500 driver, dan kuota ini dilaporkan selalu habis diperebutkan.

Secara sederhana, Slot GoRide adalah sistem di mana driver ojek online yang terdaftar akan diprioritaskan untuk menerima orderan antar-jemput penumpang (GoRide) di area dan jam yang telah ditentukan.
Konsekuensinya, selama berada dalam slot tersebut, mereka tidak akan menerima jenis orderan lain seperti GoFood, GoSend, GoMart, maupun GoShop.
Meskipun tampak menjanjikan dan selalu penuh peminat, ternyata tidak semua mitra driver di Medan tertarik untuk bergabung.
Banyak driver justru memilih untuk tetap berada di reguler.
Berikut beberapa alasan mengapa driver tidak ikut daftar slot GoRide:
1. Keyakinan pada Stabilitas Orderan yang Sudah Ada
Alasan yang sering diungkapkan adalah keyakinan terhadap alur orderan yang selama ini sudah mereka dapatkan.
Sejumlah driver merasa bahwa tanpa perlu mendaftar slot khusus, orderan harian mereka sudah cukup lancar dan bervariasi.
Dalam satu hari, mereka bisa mendapatkan kombinasi orderan GoRide, GoFood, GoSend, dan layanan lainnya secara seimbang.
Bagi mereka, sistem reguler yang ada saat ini sudah memberikan pendapatan yang stabil, sehingga tidak ada dorongan kuat untuk mengubah strategi dengan mendaftar pada program yang membatasi jenis orderan.
2. Kekhawatiran Kehilangan Peluang Orderan Lain
Kekhawatiran akan hilangnya peluang menjadi faktor penentu berikutnya. Dengan mengunci diri pada layanan GoRide selama beberapa jam, driver secara otomatis menutup pintu untuk orderan dari layanan lain yang potensial.
Padahal, pada jam-jam tersebut, orderan GoFood saat jam-jam tertentu atau GoSend untuk pengiriman barang mendesak juga sering kali ramai.
Keputusan untuk ikut slot dianggap berisiko mengurangi orderan jenis layanan lainnya, yang pada akhirnya bisa berdampak pada penurunan total pendapatan harian jika ternyata permintaan GoRide tidak seramai yang dibayangkan.
3. Jenuh
Tidak sedikit driver yang merasa jenuh atau kurang nyaman jika harus terus-menerus melayani orderan penumpang.
Sebagian driver lebih menikmati ritme kerja yang dinamis dan bervariasi; misalnya, setelah mengantar penumpang (GoRide), mereka bisa beralih mengantar makanan (GoFood) yang memberikan jeda dan interaksi yang berbeda.
Monotonnya pekerjaan yang hanya fokus pada satu jenis layanan membuat mereka enggan untuk terikat pada Slot GoRide.
4. Orderan GoRide Tetap Masuk Walaupun Tidak Ikut Slot
Tidak ikut dalam program slot bukan berarti sepenuhnya kehilangan orderan GoRide.
Banyak driver melaporkan bahwa mereka tetap menerima orderan penumpang pada jam slot, meskipun tidak terdaftar dalam slot.
Sistem Gojek tampaknya masih mendistribusikan orderan GoRide ke driver terdekat yang tersedia jika driver di dalam slot sedang sibuk atau berada jauh dari lokasi pelanggan.
Fakta ini membuat keuntungan eksklusif dari Slot GoRide terasa kurang signifikan bagi sebagian driver.
5. Fokus pada Layanan Selain Penumpang
Ada pula segmen driver yang dari awal memang secara sadar tidak mengaktifkan layanan GoRide.
Kelompok driver ini lebih memilih untuk fokus sepenuhnya pada layanan pengiriman barang dan makanan seperti GoSend, GoShop, GoMart, dan GoFood.
Bagi mereka yang memang tidak menyukai atau merasa tidak cocok dengan layanan antar-jemput penumpang, keberadaan program Slot GoRide tentu saja tidak relevan dan tidak menjadi pilihan sama sekali.
6. Pengalaman Kurang Memuaskan (Kapok)
Pengalaman adalah guru terbaik, dan bagi sebagian driver, pengalaman mencoba Slot GoRide justru meninggalkan rasa kecewa.
Ada cerita dari beberapa driver yang setelah beberapa kali mencoba ikut program slot, mereka justru merasa pendapatannya lebih rendah dibandingkan rekan-rekannya yang tidak ikut slot.
Mereka melihat sendiri driver lain yang fleksibel bisa mendapatkan orderan “kakap” dari layanan GoFood atau GoSend, sementara mereka sendiri hanya menunggu orderan GoRide.
Perasaan “salah langkah” ini akhirnya menimbulkan penyesalan dan membuat mereka enggan untuk mendaftar kembali di kemudian hari.
Dari berbagai pertimbangan di atas, terlihat jelas bahwa keputusan seorang mitra driver untuk tidak ikut Slot GoRide bukanlah tanpa alasan. Pilihan tersebut sangat dipengaruhi oleh strategi pendapatan, preferensi kenyamanan kerja, hingga pengalaman pribadi di lapangan.