Acara Peneguhan Sidi dalam gereja Protestan, yang merupakan pengakuan iman dan tanggung jawab spiritual, sering kali diikuti dengan ulaon adat Batak di rumah, lengkap dengan hidangan, pembagian jambar, dan pemberian nasihat serta berkat dari kerabat (dongan tubu, boru/bere, dan hula-hula) kepada anak yang baru diteguhkan.
Tag: Batak
Mandok Hata Pasahat Tudu-Tudu Ni Sipanganon adalah ungkapan dalam adat Batak yang disampaikan saat menyerahkan hidangan istimewa sebagai simbol penghormatan, permohonan doa, dan berkat dari pihak paranak kepada hula-hula (pihak keluarga istri).
Ulos pansamot adalah kain ulos yang diberikan oleh orang tua pengantin wanita kepada orang tua pengantin pria sebagai tanda terima kasih dan doa restu dalam adat pernikahan Batak.
Di acara pesta pernikahan Batak, “mandok hata” adalah ucapan selamat yang disampaikan kepada pengantin, yang intinya mendoakan agar kedua mempelai menjadi keluarga yang bahagia dan diberkati Tuhan.
Dalam berbagai acara seperti partangiangan, pesta pernikahan, hingga pemakaman, ungkapan “mandok hata mauliate” yang berarti ucapan terima kasih dalam bahasa Batak disampaikan secara singkat dan tulus untuk menghargai kehadiran dan dukungan dari orang lain.
Dalam acara adat Batak, mandok hata pasahat dekke adalah prosesi singkat dan padat untuk menyerahkan ikan (biasanya ikan mas) sebagai simbol doa dan harapan baik, seperti kesehatan, umur panjang, dan berkat, dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, kematian, atau wisuda.
Dalam konteks malam Tahun Baru, mandok hata adalah tradisi Batak di mana setiap anggota keluarga menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan di tahun lalu, mengevaluasi diri, dan mengungkapkan harapan untuk tahun yang baru.