Dengan memandu siswa melalui siklus belajar David Kolb, yaitu pengalaman nyata, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan eksperimentasi aktif, pembelajaran sosial emosional dapat diterapkan secara efektif melalui metode experiential learning yang otentik dan bermakna.
Tag: Pembelajaran Sosial Emosional
Dengan mengintegrasikan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab ke dalam berbagai mata pelajaran, guru tidak hanya mengajarkan materi akademik tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan hidup yang esensial.
Sebagai seorang guru yang berkomitmen pada pembelajaran sepanjang hayat, saya senantiasa memiliki area yang ingin saya perdalam lebih lanjut, terutama mengenai topik pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti strategi integrasi ke dalam mata pelajaran, metode asesmen otentik, adaptasi budaya, dan pengembangan kompetensi sosial emosional pada diri sendiri.
Hasil kolaborasi dengan rekan guru, kepala sekolah, dan konselor sekolah memberikan pemahaman utuh mengenai kebutuhan emosional murid yang kemudian menjadi dasar untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau modul ajar dengan memasukkan materi pengelolaan emosi.
Kolaborasi dengan rekan guru dan Guru BK adalah langkah fundamental untuk mengembangkan kompetensi Pembelajaran Sosial Emosional, meningkatkan pemahaman diri, serta membantu peserta didik mengembangkan kemampuan sosial emosional mereka.
Penerapan CASEL dalam pembelajaran sosial emosional di kelas mengubah suasana menjadi lingkungan yang suportif dan peduli, di mana guru secara aktif mengintegrasikan lima kompetensi inti: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab ke dalam setiap aspek kegiatan belajar mengajar.
Penyusunan rancangan pembelajaran berbasis sosial emosional (PSE) adalah sebuah keharusan mendasar dalam pendidikan modern karena menjadi investasi dalam pengembangan manusia seutuhnya, membentuk generasi yang tidak hanya unggul akademis, tetapi juga cerdas emosional dan sosial.
Mempertimbangkan kondisi setiap peserta didik adalah fondasi utama agar pembelajaran sosial emosional dapat efektif dan relevan, karena setiap anak memiliki latar belakang, pengalaman, dan tahap perkembangan yang unik.
Membuat rencana Pembelajaran Sosial Emosional berbasis Empathy, Mindfulness, Compassion, Critical Inquiry dengan guru sebagai teladan.