Kolaborasi dengan rekan guru dan Guru BK adalah langkah fundamental untuk mengembangkan kompetensi Pembelajaran Sosial Emosional, meningkatkan pemahaman diri, serta membantu peserta didik mengembangkan kemampuan sosial emosional mereka.
Di lingkungan sekolah, penguasaan pembelajaran sosial emosional (PSE) oleh guru adalah sebuah kebutuhan mendasar, bukan sekadar pilihan, karena hal itu berdampak langsung pada kemampuan guru mengelola diri, berempati dengan murid, membangun relasi positif, dan membekali siswa dengan keterampilan hidup esensial.
Daripada menjawab “ya” atau “tidak” secara mutlak, saya senantiasa berjuang dan berkomitmen untuk menjadi teladan yang baik bagi peserta didik, dengan menyadari bahwa keteladanan adalah sebuah proses berkelanjutan yang berpusat pada konsistensi antara perkataan dan tindakan.
Sebagai pendidik, saya menerapkan kerangka kerja CASEL dengan mengintegrasikan lima kompetensi intinya—kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab—ke dalam rutinitas kelas, metode pengajaran, dan interaksi sehari-hari untuk membangun lingkungan belajar yang positif.
Penerapan CASEL dalam pembelajaran sosial emosional di kelas mengubah suasana menjadi lingkungan yang suportif dan peduli, di mana guru secara aktif mengintegrasikan lima kompetensi inti: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab ke dalam setiap aspek kegiatan belajar mengajar.
Penyusunan rancangan pembelajaran berbasis sosial emosional (PSE) adalah sebuah keharusan mendasar dalam pendidikan modern karena menjadi investasi dalam pengembangan manusia seutuhnya, membentuk generasi yang tidak hanya unggul akademis, tetapi juga cerdas emosional dan sosial.
Mempertimbangkan kondisi setiap peserta didik adalah fondasi utama agar pembelajaran sosial emosional dapat efektif dan relevan, karena setiap anak memiliki latar belakang, pengalaman, dan tahap perkembangan yang unik.
Untuk mengembangkan aktivitas yang mengakomodasi CASEL dalam pembelajaran, saya akan mengintegrasikan kelima kompetensi CASEL—kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab—ke dalam studi kasus nyata, seperti kesulitan siswa dalam kerja kelompok, dengan merancang kegiatan spesifik di setiap tahap pembelajaran.
Sebagai seorang guru, saya memandang kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) sangat penting karena kerangka ini menyediakan fondasi fundamental untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan efektif, membekali siswa dengan keterampilan hidup esensial yang melampaui pencapaian akademis, serta mempersiapkan mereka menjadi individu yang cerdas, matang secara emosional, dan sosial.
Sebagai pendidik, saya mengidentifikasi emosi diri dengan melakukan jeda sejenak untuk refleksi internal, dan menjaga relasi dengan mempraktikkan empati serta mendengarkan aktif agar penerapan CASEL dapat berjalan efektif.